Still Loving You

*flashback*

'kamu pilih siapa diantara kami bedua?' kataku dengan nafas memburu akibat perkelahianku dengan Changmin, rivalku dalam memperebutkan cinta Heerin.

'iya, kamu pilih siapa?' tanya Changmin sambil memegangi pipinya yang sempat aku tonjok. Cih, rasakan.

'aku gak mau memilih diantara kalian berdua. Kalian berdua itu pengecut! Hanya bisa menggunakan kekerasan. Aku benci kalian!' jawab Heerin sambil berlalu pergi meninggalkan belakang sekolah yang aku dan Changmin jadikan tempat untuk berkelahi. Ditonton dengan lumayan banyak siswa.

*end of flashback*

'aku gak mau memilih diantara kalian berdua. Kalian berdua itu pengecut! Hanya bisa menggunakan kekerasan. Aku benci kalian!'

Ucapan Heerin masih aku ingat jelas dalam otakku. 5 hari setelah kejadian itu, ia mendapatkan kecelakaan dan meninggal saat perjalanan ke rumah sakit. Saat upacara kematiannya 6 tahun lalu, banyak orang-orang bersedih atas kematiannya. Termasuk aku. Aku tak kuasa menahan tangis.

2 hari setelah upacara kematiannya, Park Jungsu, oppa nya memberikan buku jurnal pada ketua kelas kami. Saat itu yang menjadi ketua kelas adalah Kim Hyunjoong. Catatan itu berupa kesan dan pesan Heerin pada kami, teman sekelasnya.

Aku tahu kalau Heerin suka sekali menulis. Ia suka menulis tentang kami. Saat dia meninggal, 2 bulan lagi kami akan mengikuti ujian akhir. Jadilah dia menulis hal seperti ini.

Yang aku ingat tulisannya saat dibacakan Kim Hyunjoong tentang aku adalah:

'Kangin aka Kim Youngwoong adalah orang yang super lucu. Banyolannya akan aku kenang saat kami memasuki universitas yang berbeda. Orang yang mampu membuatku tertawa hingga sakit perut. Jika ada pemilihan pelawak se-Seoul, aku yakin dia pasti menag. Tapi sayang, dia orangnya agak keras kepala. Kalau moodnya jelek, membuat seisi kelas ini menjadi suram.'

Hanya itu saja tapi bisa membuatku sedikit berbunga-bunga. Yang aku tau, dia sangat menyukai namja yang dapat membuatnya tertawa. Itu menjadi salah satu tipe idealnya. Berarti aku termasuk. Aku sungguh senang.

6 tahun telah berlalu. Kini, aku berdiri di depan batu nisan yang bertulisakan nama Park Heerin dengan huruf hangeul. Kuletakkan lima tangkai mawar putih kesukaannya. Kenapa lima? Karena ia juga suka dengan angka lima. Katanya, ia hafal perkalian lima dengan mudahnya. Diatas itu, dia tidak mahir. Dasar yeoja yang aneh.

Aku begitu merindukan suaranya. Dia sering bersenandung saat sendirian. Diam-diam aku sering mendengarkan senandungnya dengan khidmat. Hanya ada satu kenang-kenangan yang aku punya dari dia. Yaitu foto saat dia memenangkan lomba desain. Kami foto berdua. Aku sengaja datang untuk memberikan dia semangat.

Heerin-ah, istirahatlah yang tenang. Tunggu aku disana karena aku pasti akan menyusulmu suatu saat nanti. Saranghae yeongwonhi.

Aku melangkah meninggalkan tempat peristirahatan terakhir Heerin.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

He's My Songsaenim

'Xander Songsaenim~' panggil Heerin kepada guru les matematikanya yang sedang membaca buku matematika yang tebal.

'hm~' sahut Xander lalu mendongak pada Heerin. 'ah, kamu datang hari ini. Gimana ujiannya?' tanya Xander lagi.

Heerin duduk di samping Xander dengan wajah lesu. Ia membuka tasnya lalu mengeluarkan selembar kertas.

'AKU DAPAT DELAPAN PULUH!' pekik Heerin. Wajah lesunya langsung berubah menjadi sangat gembira. Xander pun langsung tepuk tangan mendengar dan melihat hasil ujian anak didiknya itu.

'wah, chukae!' Xander memberi selamat pada Heerin.

'gomapta, songsaenim. Semuanya berkat songsaenim.' Heerin menepuk pelan lengan Xander. Xander mengibaskan tangannya di hadapan Heerin.

'bukan. Ini semua karena kamu mau bersungguh-sungguh. Tapi, delapan puluh masih belum cukup. Kamu harus dapat nilai sempurna.' nasihat Xander. Wajah Heerin kembali sedikit lesu.

'seratus? Tapi kan songsaenim. Songsaenim kan tau sendiri kalau aku bodoh di pelajaran ini. Baru kali ini aku dapat nilai delapan puluh. Dan itu benar-benar membuatku bahagia. Dapat nilai seratus?' keluh Heerin sambil memasukkan kertas ujiannya ke dalam tas.

'makanya, kamu harus berusaha lagi.' nasihat singkat Xander.

'kalo songsaenim yang.....'

JLEB!

Tiba-tiba listrik di cafe padam total. Semuanya menjadi gelap. Hanya terdengar suara-suara pengunjung yang bertanya-tanya. Tapi suara itu agak mengerikan bagi Heerin.

'so..songsaenim! So..songsaenim!' panggil Heerin panik. Ia meraba-raba mencari sosok Xander yang tidak ia temukan. 'so..songsaenim! Songsaenim oddiseo?!' panggil Heerin lagi yang semakin panik.

Xander yang merasa ia dipanggil langsung melingkarkan tangannya di pinggang Heerin. 'gwenchana, Heerin. I'm here.' bisik Xander berusaha menenangkan Heerin.

'so..songsaenim. Do..dont leave.' kata Heerin sedikit terisak.

JLEB!

Lampu kembali menyala. Xander melepaskan tangannya dari pinggang Heerin. Heerin memandang Xander lalu melanjutkan menangis. Ia menutup wajahnya lalu menangis di atas meja. Xander bingung melihat Heerin. Ia tidak mengerti cara menenangkannya.

'Heerin-ah. Gwenchana. Aku disini.' ujar Xander menepuk bahu Heerin pelan. Heerin tidak bergeming. Ia masih menangis. Xander semakin bingung agar membuat berhenti menangis.

'Heerin-ah, kaja!' Xander menarik tangan Heerin. Heerin mau gak mau bangun dan mengelap air matanya.

'kemana?' tanya Heerin mengikuti langkah Xander.

'kita harus merayakan kesuksesanmu dengan cara yang menyenangkan. Bukan dengan ini.'

Mereka menuju sebuah tempat pusat permainan di mall itu. Mereka bermain basket, video game, dan DDR. Xander mahir sekali memainkan DDR pada level expert. Sedangkan Heerin, level easy pun tidak bisa.

Kini mereka pindah ke karaoke box. Mereka memasuki box karaoke berdua. Xander memilih lagu yang ingin mereka nyanyikan.

'lagu apa bagusnya?' Xander meminta pendapat.

'run to you?' Heerin menunjuk daftar lagu. Xander langsung menyetujuinya lalu memutar lagu itu.

One, two
One, two, three, uh!

Bounce with me, bounce with me
Bounce with me, bounce
Bounce with me, bounce with me
Bounce with me, bounce
Bounce with me, bounce with me
Bounce with me, bounce with me
Bounce with me, bounce with me
Bounce, bounce, bounce, bounce

Wiro-ulddaen nalbol-reo mwogani mame keol-ryeo
Tareun-namjawa nal teul-ryeo naege cheon-halgeoreo
Amuri uri meol-ri isseodo keu mu-eoshi nal
Mak-go isseodo kalsuisseo neoman weon-handamyeon

Tal-reyokagesseo hwol-hwol narakagesseo
Neol anajugesseo nae modeungeol chugesseo (chugesseo)
Nae sarangeul padajweo sarang-handa mal-haejweo

Bounce with me, bounce with me
Bounce, bounce, bounce, bounce

Wiro-ulddaen nareul bol-reo
Mweoga nimame geol-ryeo
Naega weon-handaneungeol neon
Algo ijan-ha
I need you, I want you, I'll run to you

Ni maeume muneul yeoreo
Nareul heorakhaejweo
Niane nimame naega teureogalsu ige
Naie sarangeuro chaeweojulge

Na na na na
Bounce with me, bounce
Na na na na

Bounce with me, bounce with me
Bounce with me, bounce
Bounce with me, bounce with me
Bounce with me, bounce
Bounce with me, bounce with me
Bounce with me, bounce with me
Bounce with me, bounce with me
Bounce, bounce, bounce, bounce

Majuseon tagaseon neowa-ie ddeugeo-un
Shiseon pihalsu eobseo nae mameul sumgilsuga eobseo
Neukkilsuga isseo niga weon-haneungeol
Ishiganeul kidaryeo wasseo ijen neol katgesseo

Just two of us
Uri tan turiseo haneureul narasseo
Meonchulsuga eobseosseo
Ishiganeul kkumkkweowasseo
Nan cheongmal weon-haesseo
Yeah baby, I want you, I need you
Run to you

Wiro-ulddaen nareul bol-reo
Mweoga nimame geol-ryeo
Naega weon-handaneungeol neon
Algo ijan-ha
I need you, I want you, I'll run to you

Ni maeume muneul yeoreo
Nareul heorakhaejweo
Niane nimame naega teureogalsu ige
Neowa naega hana dwilsu ige


Mereka berdua menyanyi penuh semangat hingga di akhir, mereka ngos-ngosan. Tapi mereka sangat gembira. Terlebih lagi saat mereka perolehan nilai. Mereka mendapatkan nilai sempurna yaitu seratus.

'songsaenim! Kita dapat seratus!' teriak bahagia Heerin sampai loncat-loncat.

'hhaha. Kita berhasil.'

'ini berkat suara songsaenim yang TOP!'

'bukan. Ini karena kamu semangat. Dengan semangat, kamu pasti bisa.'

'aku semangat karena songsaenim.' ujar Heerin malu-malu.

'jinja? Sepertinya kita memang harus bersama.' canda Xander.

'hhahaha.. Songsaenim!'
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Ff project part 2

Title: just close as friend, not more (part 1)

Length: Chaptered-on going

Cast:
Lee Injun
Park Heerin

Cameo:
Lee Riyoo
Choi Seunghyun

Genre: romance


Injun: 'chagy, udah dapet bukunya?'
Heerin: 'ne. Kaja, kita bayar. Hhehe..'

Mereka berdua membayar buku yang mereka beli di kasir. Setelah membayar, mereka keluar toko buku dan memasuki sebuah toko es krim. Mereka berdua memesan es krim.

Injun: 'rasa tiramisu satu dan rasa capucinno' *katanya pada pegawai toko itu*
Heerin terkejut saat mendengar suara yang ia sangat kenal di sampingnya.

Riyoo: 'stroberi satu.'
Top: 'vanila satu.'
Heerin: 'riyoo onnie?'
Riyoo: 'ne? Ah, Heerin. Annyeong.'
Heerin: 'annyeong, onnie.'
Riyoo: 'dengan siapa?'
Heerin: 'dengan...anu..itu...eum..'
Riyoo: 'dengan pacarmu, ya? Kenalkan, dong.'
Injun: 'injun imnida.' *injun membungkuk sopan*
Riyoo: 'ah, injun-sshi. Chonun riyoo imnida.'
Heerin: 'onnie dengan seung.......'
Riyoo: 'seunghyun' *bisikin Heerin* 'jangan sampai kamu keceplosan seungho'
Top: 'kau lupa denganku, heerin-sshi?'
Heerin: 'a...ani.'
Riyoo: 'hhaha. Sepertinya dia masih takut denganmu, yeobo.'
Top: 'mwo? Apa aku benar-benar terlihat mengerikan?'
Riyoo: 'hhaha. Ah, pesanan kita udah jadi. Kita duluan, ya? Kaja, yeobo.'
Top: 'kaja. Kami duluan, ya. Bye~'

Injun dan Heerin memakan es krimnya di taman dekat toko es krim. Mereka duduk di bangku taman.

Injun: 'kamu takut pada seunghyun?' *heerin mengangguk* 'hhaha.. Kenapa?'
Heerin: 'abisnya wajahnya itu sangar. Coba liat matanya?'
Injun: 'hhaha.. Heerin neomu kyeopta. Alasanmu aneh. Hhahaha..'
Heerin: 'hei, tampang nya itu kayak preman. Ani..Mafia...ani...gangster.'
Injun: 'sekalian aja kayak pembunuh bayaran kayak di dramanya.'
Heerin: 'aku kan ngeri sama yang bertampang seram. Aku sukanya sama yang lucu.'
Injun: 'seperti jihwan.'
Heerin: 'mwo?'
Injun: 'ne, jihwan. Kamu suka kan sama dia?'
Heerin: 'andwae.'
Injun: 'kalian baru kenal aja sudah deket kayak gitu.'
Heerin: 'aigoo. Aku hanya menyukai kamu, injun.'
Injun: 'tapi, kalian itu akrab sekali. Kalian itu sepertinya klop satu sama lain hingga kalian merahasiakan sesuatu padaku.'
Heerin: 'omomo, injun. Rahasia itu gak penting. Kita cuma bercanda.'
Injun: 'sejauh ini kamu juga merahasiakannya. Aku gak papa kok ngalah demi dongsaeng ku.'
Heerin: 'ya! Aku hanya mencintaimu, lee injun! Rahasia itu adalah micky mouse. Aku dan Jihwan sama-sama suka micky dan kamu tau itu!' *mata heerin berkaca-kaca*
Injun: 'mi..mian, heerin. Aku salah paham.' *memeluk Heerin*
Heerin: 'yang aku cintai hanya kamu, lee injun.'
Injun: 'nado saranghae, chagiya'

============================================================

Cakaran yang kedua terbitlah sudah. Pengen dibuat seromantis mungkin tapi aku emang gak bisa. Lee Injun, diriku semakin menyukaimu.. Kalo yang takut akan top itu beneran. Mukanya sangar, sih~ hhehehe..
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Ff project part 1

Title: just close as friends, not more (opening)

Length: chaptered

Cast:
Lee Injun
Park Heerin
Jeon Jihwan

Genre: friendship


Injun: 'annyeong'
Jay: 'oh, hyung. Akhirnya hyung datang juga.'
Injun: 'kemana yang lain?'
Jay: 'gak tau. Pas baru bangun, udah sepi. Oia, hyung. Itu siapa?' *jay nunjuk yeoja yang berdiri dibelakang Injun*
Injun: 'oh, kenalkan. Ini Heerin. Nae yeojachingu.'
Heerin: 'annyeong, jihwan-sshi.' *heerin membungkukkan badan*
Jay: 'annyeong'
Injun: 'chagy, tunggu sini dulu, ya. Aku mau ganti baju.'
Heerin: 'ne.'
Injun: *bisik-bisik* 'jangan apa-apakan heerin.'
Jay: 'ya! Emangnya aku apaan?'

Heerin duduk manis di sofa. Jay memperhatikan yeoja itu dari atas hingga bawah hingga matanya tertuju pada jepitan rambut yang tersemat rapi di kepalanya.

Jay: 'ah, itu micky!'
Heerin: 'mwo?'
Jay: 'itu.' *menunjuk kepala heerin*
Heerin: 'oh. Ini?'
Jay: 'ne. Noona beli dimana?'
Heerin: 'beli dimana, ya? Lupa. Ini sudah lama sekali.'
Jay: 'noona, boleh buatku?' *jay puppy eyes*
Heerin: 'mwo? Andwae~ ini kesukaanku.'
Jay: 'noona juga suka micky?'
Heerin: 'ne. Kamu juga?'
Jay: 'tentu saja. Noona kira aku menginginkan jepit rambut itu untuk aku pake?'
Heerin: 'ah, aku banyak sekali aksesoris micky dirumah. Setiap beli pasti 2 kecuali jepit ini.'
Jay: 'aku juga, noona. Oia, noona mau gak kapan-kapan bawa koleksinya noona kesini?'
Heerin: 'Lalu?'
Jay: 'kita tukaran.'
Heerin: 'banyak sekali tapi.'
Jay: 'jangan bawa semuanya. Separo-separo aja. Gimana?'
Heerin: 'boleh deh.'
*heerin & jay hi5*

Injun keluar kamar sudah rapi dan wangi. Ia langsung mengambil tempat di samping Heerin lalu merangkulnya.

Injun: 'kalian ngobrolin apaan, sih? Seru sekali.'
Jay: 'rahasia, hyung. Noona, jangan sampai injun hyung tau.'
Injun: 'ya! Kalian main rahasia-rahasia sama aku, ya?' *menggelitik perut Heerin*
Heerin: 'injun! Shirroh!' *heerin menjerit kegelian*
Injun: 'jadi apa, dong?'
Heerin: 'nanti aja, ya?'
Injun: 'aaa.. Ara! Kita harus ke toko buku.'
Heerin: 'kaja! Bye, jihwan-sshi.'
Jay: 'jihwan aja, noona. Kalian berdua hati-hati dijalan, ya!' *wave*
Injun: 'kamu jaga rumah baik-baik.'

Injun dan heerin meninggalkan Jay di ambang pintu~

=============================================================

Ff perdana tentang D-NA! Masih acak adut.. Ntaran mau dilanjutin. Ntar kalo udah selesai lanjutannya, dibuat rapi. kayak ff-ff lainnya yang wow gitu deh.. Hhehehe..
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Beralih

Huft~ aku telah berteman dengan seseorang yang menyukai Kwanghee. Itu artinya aku harus mengalah supaya gak saling rebutan. Beneran aku ngalah dan aku memilih Siwan. Siwan adalah teman dekat aka best friend nya Kwanghee.

Gak papa deh sama siwan. Gak ada kwanghee siwan pun jadi. Siwan juga gak kalah cute kok. Lebih muda lagi. Yah, aku gak mengatakan siwan itu sexy seperti apa yang ia katakan pada dirinya sendiri pada Idol League episode 7. Gak ada seksi-seksinya . Kaki kayak lidi gitu dibilang seksi *digeplak siwan*

Mulai sekarang akan cinta sama siwan deh =))

Oia, aku punya bias lagi nih dari D-NA yaitu injun. Dia cakep! =))
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Pujian dan Remehan

Tuh kan~ aku memang seperti ini.

Aku paling gak bisa MENERIMA PUJIAN. Aku langsung down kalo dipuji-puji. Contohnya aja, ya waktu kelulusan SMP. Nilai metik ku 10 *bukan maksud untuk menyombong* itu murni. Setelah aku masuk SMA, aku gak bisa se-aktif dulu masalahnya, begitu banyak yang memuji aku. Tante Wati aka mama nya Ryan, Tante Rendi aka mama nya Rendi, Bu Ati aka mama nya Putri WS, guru-guru di sekolah, paman Ariel, paman Ketek, paman itu *aku gak tau namanya jadi panggil paman itu*, trus tuh yah bule-bule saya kecuali yang di belanda itu.

Aku menjadi sedikit down gitu deh. Aneh, kan? Bukannya down pang. Jadi males berbuat yang 'ter' ! Mulai dari situ aku selalu berkata 'i wont be the first' dan dalam hal seperti ini juga 'i wont be the last' masalahnya itu juga merupakan hal yang memalukan.

Aku juga gak mau kalo serba disalahkan dan direndahkan. Pernah, aku lagi sedikit stress pas kelas 1 SMA, aku nyanyi lagunya GOOD CHARLOTTE yang Keep Your Hands Of My Girl pake bahasaku sendiri. Pokoknya bahasa yang gak dingertiin orang satu pun. Tiba-tiba, temen sebangku ku nyeletuk "mana ada lirik kayak gitu? Yang bener tuh gini" nah, dia nyanyi tuh dengan baik dan benar trus ngomong lagi "bego lu ah!"

Wekz! Aku dikatain begituan?? Sirnalah harapanku untuk memperdalami bahasa inggris karena dia selalu aja diremehkan terus direndahkan terus dikatain begituan. Mulai dari situ aku agak benci sama lagu Keep Your Hands Of My Girl. Dan inggris. Aku gak pernah ngomong inggris dengan belepotan. Boro-boro yang baik dan benar, yang belepotan pun aku males ngomong pake bahasa inggris. Kecuali ya kalo belajar bahasa inggris.

Tapi, sekarang aku mau memperdalam bahasa inggris karena itu adalah modal utama untuk hidup. Inggris itu bahasa internasional eh~ jadi harus bener-bener~

Hmm~ tapi aku pernah dijelek-jelekkan di depan umum dan di depan mantanku sama guru metik.

Ceritanya nih, aku pernah gak masuk sekolah karena sakit. Trus ketinggalan pelajaran deh. Nah, temenku ada yang ngerjain tugas di papan tulis. Berhubung aku gak bisa, jadi aku salin aja semua. Ternyata guru itu ngeliat *secara aku duduk paling depan*. Marah-marah deh.

"heh! Kamu! Yang lain pada merhatikan kamu malah menyalin. Apa jadinya bangsa indonesia kalau yang lain pada memperhatikan kamu malah nyalin. Menyalin saja bisanya. Bangsa indonesia gak butuh tukang nyalin seperti kamu."

Sadis! Aku dapet malu! Trus aku berenti nyalin deh. Nah, aku menemukan suatu kesalahan pada penjumlahan di papan tulis. Aku gak berani ngomong karena aku sudah takut dikatain begituan. Padahal pengen banget ngomong. Tapi, ya sudahlah. Aku cuma ngomong sama temen sebelahku aja. Guru itu juga tau trus malah nyemprot aku lagi!

"bahkan ada yang salahpun dia gak komplain. Nyalin asal nyalin aja. Ya ampun! Nyalin gak pake otak."

Apa tambah gak parah tuh. Aku berhasil dapat malu, sodara-sodara! Disitu, aku down parah sama guru itu. Aku jadi sebel sama guru itu. Tapi, jiwa mudaku masih membara. Aku belajar metik sama guru lain di waktu senggang. Hasilnya, aku bisa ngerjain. Ada guru yang suport aku.

Lama-kelamaan, aku sama guru yang ngatain aku tuh jadi seperti biasa. Aku gak begitu dendam cz aku sangat kagum sama guru itu. Mantan kepala sekolah waktu SD. Pikirku dulu, kepala sekolah itu yang paling pintar *hhaha pabo* jadinya ya biasa.

Hingga akhirnya, di UN aku dapet metik 10! Suatu kebanggaan deh. Aku mau memperlihatkan ke guru itu kalo itu hasil kerjaku sendiri. Hanya aku yang dapet 10! Hmm~ puas rasanya. Saking dulunya jengkel sama guru itu.

Pujian sudah pasti ngebuat aku down. Sedangkan meremehkan, bisa jadi itu sebagai dorongan. Tapi, tergantung siapa yang meremehkan aku. Baiknya, aku jangan dipuji ataupun di remehkan. Average aja. Supaya gak jadi yang paling pertama dan paling terakhir dalam hal yang seperti itu.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Her Note

Hhmm~
Kejadian 5 tahun terakhir kembali terjadi~
Apa itu kejadian 5 tahun terakhir?
Kejadian ketika aku didiemin dan gak dianggap~
Harusnya sih bukan kejadian. Tepatnya peristiwa.

Seingatku, mulai dari TK sampai kelas 3 SMP peritiwa itu berlangsung~
Keadaan yang tidak kunjung berubah~
Selalu tidak dianggap~
Masa itu adalah masa-masa suram~
Ketika ia hanya menganggap anak itu adalah anak emasnya~
No one feel like me~
Dimana seorang anak perempuan memerlukan perhatian dan affection from him~

Dinamakan masa-masa sulit?
Enggak juga.
Saat itu aku masih memiliki minat untuk hidup~
Karena aku memiliki suatu kehidupan yang mereka semua gak tau~
Aku masih memiliki teman~
Aku masih memiliki buku pelajaran~
Aku masih memiliki kewajiban untuk belajar~
Dan aku gak pernah menceritakan apa pun pada mereka tentang kehidupanku selama itu~
Aku juga gak pernah menceritakan tentang perasaanku pada masa-masa itu pada mereka~
Karena jika aku menceritakannya, aku pasti akan menangis~
Seperti membuka lagi luka lama yang sangat sakit~

Aku hanya menumpakan itu pada tulisan-tulisan~
Aku gak pernah curhat pada mereka~
Karena aku tau mereka itu akan menyebarluaskan kemana-mana dan akan membuatku semakin sakit~
Ada juga sebagian dari mereka gak peduli tentang gimana perasaanku~
Aku gak pernah memunculkan semua perasaanku pada guratan wajah~
Wajahku selalu datar~
Aku gak pernah memperlihatkan aku sedang senang atau sedih~
Mereka toh tidah akan memperdulikanku juga~

Jadi, selama itu aku seperti tidak dianggap~
Omongan yang pedas selalu aku dengarkan dari bibirnya~
Tanpa memikirkan perasaanku yang bagaimana sakitnya~
Selama itu juga aku menyimpan semuanya~
Tidak ada yang tau kalo mereka memperlakukanku seperti itu~
Teman-temanku sekalipun~
Karena aku hanya bercerita full of bullshit~
Aku menceritakan semua kebohongan~
Dan senangnya, mereka percaya~
Aku gak mau di cap sebagai orang yang broken home~
Padahal, ketauan banget aku lagi broken home~
Aku jarang ada di rumah~
Biasanya, pulang sekolah ya gak langsung pulang~
Entah itu mendekam di kelas~
Entah itu sekedar jalan-jalan keliling sekolahan~
Entah itu ngumpul bareng temen disekolahan~
Bersama teman-temanku, aku mampu tertawa~
Apalagi saat itu aku memiliki orang spesial walau tanpa ikatan apapun~

Aku tidak pernah memikirkan bagaimana masa depanku~
Aku gak pernah berpikir seperti itu~
Yang aku lakukan hanyalah menunggu hari esok datang~
Mengganti hari yang suram~
Walaupun aku tau hari esok pasti akan sama suramnya dengan hari kemaren~
Hanya menunggu hari esok datang hingga hari esok tidak akan datang lagi~
Semuanya bergantung pada yang diatas~
Tidak pernah memikirkan untuk hidup maupun mati~
Bisa dikatakan seperti raga tanpa jiwa~
Seperti robot~

Samakah seperti sekarang?
Mungkin~
Tapi yang aku pikirkan adalah kematian~
Setelah hari-hari sebelumnya aku berusaha untuk mempertahankan hidup~
Saat ini, aku tidak ada orang spesial~
Juga tidak ada apa-apa~
Uang~
Teman~
Sahabat~
Buku~
Jadi, hidupku bener-bener gak ada apa-apanya~
Kosong~
And feel bored~

Tapi, aku tetap pada prinsipku~
Tetap menunggu hari esok walau hari esok sama pahitnya seperti hari kemarin~
Tetap menunggu hari esok hingga hari esok tidak akan kunjung datang~
Siapa tahu akan ada yang mengubah hari esok sedikit lebih menyenangkan~
Walau aku tahu no one yang membuat hari esok menyenangkan~

Then, i remember that word~
HIMNASEYO~
Apakah itu berlaku?
We have to be strong~
But, i cant strong to life~
My life so hard~
Terbukti pada tubuhku yang tak kunjung berisi~

Ah~
Who's care~
Yang kemaren-kemarennya aku sempat memikirkan masa depanku, kini aku kembali menunggu hari esok untuk datang~
Menunggu dengan atau tanpa apapun~
Yang penting menunggu hari esok~
Semua orang menunggu hari esok dengan suatu harapan pastinya~
Tapi tidak denganku~
Menunggu dan hanya menjalanunya seperti biasa~
Yang penting, rasa sakit itu tidak bertambah~

Berarti, HIMNASEYO masih berlaku sedikit deh~
Walau hidupku sudah aku pasrahkan~
Tetap menunggu hari esok~
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS